Bisa dibilang, pada awalnya alat pendeteksi asap ini merupakan karya penemuan yang gagal oleh Walter Jaeger di akhir era 1930'an. Karena niat Walter Jaeger adalah menciptakan alat pendeteksi asap beracun di dalam ruangan.
Dikutip dari situsĀ US Nuclear Regulatory Commission, alatnya justru tidak mengirimkan sinyal apapun ketika ia mencobanya dengan sampel asap beracun. Kemudian Walter menyalakan rokok di dekat alat tersebut yang membuat sebagian dari asapnya masuk ke dalam sensor alat pendeteksi yang ia buat sendiri.
Baru pada saat itulah, alat pendeteksi asapnya mengirimkan sinyal dan mengubah meteran di dalam alatnya.
Jadi bisa dibilang, alat pendeteksi asap ini merupakan sebuah accidental discovery, alias penemuan yang tidak sengaja. Meskipun sudah berubah dari niat awalnya, Walter Jaeger tetap melanjutkan penelitiannya dan mematenkan alat ini sebagai salah satu alat pendeteksi asap kebakaran.
Meskipun begitu, alat hasil kembangan dari Walter Jaeger hanya bisa digunakan oleh perusahaan besar dan pabrik atau industri yang punya banyak modal. Sebab biaya pembuatannya cukup tinggi serta membutuhkan banyak tempat untuk satu alat.
Barulah di era 1950'an, ionization smoke detector pertama kali dijual untuk umum dan diproduksi secara masal. Alat ini memiliki harga yang jauh lebih murah serta ukuran yang jauh lebih kecil.
Hingga tahun 1955, diciptakan home smoke detector yang masyarakat umum sekalipun bisa menggunakannya di rumah masing-masing.